RESUME KE 4 KMBN (Kelas Menulis Belajar Nusantara)
Tanggal : Senin, 23 Januari 2023
Penulis : Wiwik Setiandani, SE, M. Pd
Narasumber :Dita Widya Utami, S. Pd
Moderator : Raliyanti, S. Sos, M. Pd
Assalamualaikum warohmatullohi wabarokatuh,
Alhamdulillah... hari ini kita memasuki pertemuan ke-7.Semoga semuanya masih tetap semangat utk belajar. Aamiin. Mari siapkan segala sesuatunya.. hape atau laptop, charger.. cemilan, minuman.. supaya bisa belajar dengan tenang dan santai. Masih terasa euforia pertemuan sebelumnya. Tantangan menulis dr prof Eko yang menggoda. Semoga buku bisa terwujud nyata. Tanpa ada Writer's Block yang melanda.Semoga kita semua selalu dalam keadaan sehat wal'afiat, diberikan kemudahan dan dilancarkan urusan kita agar bisa menginspirasi dengan berbagi ilmu yang bermanfaat.. Aamiin.Marilah kita buka kegiatan malam ini dengan sejenak menundukkan kepala, bermunajat... agar ilmu yang didapat malam hari ini bermanfaat dan berkah utk kita semua.Adapun agenda kegiatan malam ini:1. Pembukaan2. Paparan Materi3. Tanya Jawab4. PenutupUtk tanya jawab nanti bisa langsung japri saya di nomor: 081586462152
Bapak ibu peserta KBMN Gel 28 yg berbahagia. Perkenalkan saya Raliyanti, salah satu dari Tim Solid Omjay yg biasa disapa Rali. Saya, sama seperti bapak ibu.Dulunya juga peserta Kelas Menulis di gelombang 20 bersama Pak Dail dan bu Helwiyah. Alhamdulillah... dengan rutin mengikuti kegiatan, mensupport diri utk terus menyelesaikan resume on time, saling blog walking memberi semangat (sejatinya sy menyemangati diri saya sendiri) kemudian akhirnya... saya pun dinyatakan lulus krn jumlah resumenya sesuai kategori dan saya juga berhasil memiliki buku karya sendiri. Buku pertama saya berjudul "Wujudkan Mimpi Terbitkan Buku" kemudian di tahun berikutnya lahir buku solo yg kedua dengan judul "Guru di Era Digital". Selain itu, ada 17 judul buku antologi yg saya miliki baik fiksi mau pun nonfiksi.
Semua ini terwujud karena saya punya mimpi, termotivasi karena komunitas ini dan mendapat support serta ilmu dari narasumber hebat yang ikhlas berbagi tanpa pamrih. Masyaallah..Semoga bapak ibu yang belum punya buku nanti dapat segera menyusul, bisa punya buku karya sendiri. Dan mungkin di grup ini juga sudah ada yang punya buku... semoga tetap terus berkarya dan jangan berhenti begitu saja. Baiklah bapak ibu yg luar biasa. Malam ini saya bertugas menjadi moderator untuk mendampingi seorang ibu muda yang geulis, smart, baik hati dan tidak sombong. Seorang guru dengan prestasi-prestasinya yang luar biasa. Silakan dilihat dulu profil narsum kita malam ini di sini:https://dittawidyautami.blogspot.com/p/profil.html?m=
Assalamu'alaikum wr wb Ibu Bapak hebat Senang sekali malam ini kita bisa berjumpa dalam grup menulis gelombang ke.28. Terima kasih juga untuk Pak Dr Omjay yg sudah membuka kelas. Semoga sehat dan sukses selalu, Om. Bunda Rali, kalau boleh jujur, saya sangat senang melihat semangat Ibu Bapak dalam KBMN Gelombang ke-28. Hal ini terbukti dari resume yang dihasilkan dari setiap pertemuan. Jumlah yang menulis resume di grup ini jauh lebih banyak dari angkatan kami. Tulisan tulisannya juga sudah bagus-bagus. Iya bun.. dan kalau ibu scroll ke atas.. sdh ada yg share link materi malam ini.. walau baru mukadimahnya aja.. Hehe iya, sudah saya buka juga. Oleh karena itu, izinkan saya di malam ini berbagi tentang pengalaman menulis saya yg nantinya insya Allah berkaitan dengan tema.Silakan, bun` Oh ya, saya juga punya akun di Kompasiana dan Blogspot.Ibu dan Bapak hebat,
Perkenalkan nama saya Ditta Widya Utami. Saya juga alumni kelas menulis yg kini bernama KBMN. Tepatnya alumni Gelombang Ke-7. Siapa pun yang ingin menjadi penulis andal, maka harus siap dengan prosesnya. Tak bisa instan tentu. Diperlukan jam terbang yang cukup banyak agar bisa menjadi seperti Omjay, Bunda Kanjeng, Pak Dail, Bunda Aam, Bu Rali, Mr. Bams, Prof. Eko, dan lainnya yang tak bisa saya sebut satu per satu. Saya sendiri sudah senang membaca buku-buku cerita sejak kecil (sebelum SD). Senang menulis sejak di sekolah dasar (dalam buku diary). Lalu ... saat SMP, sering mengirim tulisan ke mading sekolah dan pernah menulis cerita di buku tulis yang dibaca bergiliran oleh teman-teman. Atas arahan guru Bahasa Inggris saya saat itu, saya juga menulis diary dalam bahasa Inggris. etika SMA, saya masih tetap menulis diary. Beberapa teman dekat yang membaca diary saya sempat berkomentar bahwa tulisan saya sudah seperti novel . Namanya anak remaja, banyak emosi yang dituangkan dalam catatan Ditta remaja. Namun belakangan, saya tahu bahwa menulis apa pun yang kita rasakan bisa menjadi self healing yang baik. Bahkan saat ini, beberapa psikolog ada yang menyarankan kepada para pasiennya untuk menulis sebagai salah satu cara mengatasi depresi dsb. Rupanya kebiasaan menulis tersebut memberi banyak manfaat. Misalnya ketika kuliah, saya pernah membuat buku Petualangan Kimia bersama rekan saya dan diikutsertakan dalam Lomba Kreativitas Mahasiswa di Jurusan. Alhamdulillah meraih posisi kedua.
Di saat kuliah juga, saya menulis proposal bersama teman-teman dan kami berhasil mendapat dana hibah untuk asosiasi profesi dari Dikti hingga 40 juta. Di tahun 2009-2010 jumlah tersebut tentu sangat besarAwal masuk dunia kerja, bisa dibilang saya cukup vakum menulis. Mengajar di boarding school dengan aktivitas yang padat membuat saya mengambil jeda sejenak dalam dunia kepenulisan.Hingga akhirnya di awal masa pandemi, saya mengikuti kelas menulis bersama PGRI dan masuk di angkatan ke-7. Saya sangat bersyukur, karena berawal dari arahan untuk membuat resume, saya kemudian kembali aktif menulis di blog. Bahkan berkesempatan menulis bersama Prof. Eko. Alhamdulillah menjadi 1 di antara 9 orang (angkatan pertama tantangan Prof. Eko) yang bukunya terbit di penerbit mayor. Karena terbiasa menulis juga, alhamdulillah saya bisa menyelesaikan esai di seleksi Calon Pengajar Praktik Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 3 dan lulus. Alhamdulillah saat ini sedang bertugas lagi di Angkatan 6. Ibu dan Bapak hebat dimana pun Anda berada, kita yang tergabung dalam grup ini tentu sepakat bahwa menulis memiliki banyak manfaat (disadari/tidak).
Ada yang menulis karena hobi, kebutuhan, tuntutan profesi, dan lain sebagainya. Apa pun alasannya, aktivitas menulis memang tak bisa lepas dari kita sebagai makhluk yang berbahasa dan berbudaya. Nah, lalu apa kaitannya cerita saya dengan writer's block?Pertama, mari kita samakan persepsi bahwa aktivitas menulis itu maknanya luas. Sebagaimana dalam kisah di awal, ada tulisan pribadi dalam bentuk diary, ada karya tulis ilmiah, ada cerpen, artikel, resume, dsb. Menulis adalah kata kerja yang hasilnya bisa sangat beragam. Oleh karena itu tak hanya novelis, cerpenis, jurnalis atau blogger, namun ada juga copywriter yg tulisannya mengajak orang untuk membeli produk, ada content writer yang bertugas membuat tulisan profesional di website, ada script writer penulis naskah film/sinetron, ada ghost writer, techincal writer, hingga UX writer, dll. Faktanya, penulis-penulis tersebut masih bisa terserang virus WB alias Writer's Block. Tak peduli tua atau muda, profesional atau belum, WB bisa menyerang siapa pun yang masuk dalam dunia kepenulisan.Oleh karena itu, penting bagi seorang penulis untuk mengenali WB dan cara mengatasinya. KarenaWB ini bisa menjangkit dalam hitungan detik, menit, hari, minggu, bulan, bahkan tahunan.
Berikut adalah beberapa hal yang dapat mengakibatkan Writer Block :
Ibu Bapak hebat, masih ingat kisah saya menulis diary berbahasa Inggris yang saya ceritakan di awal? Jika saya membuka kembali diary berbahasa Inggris yang saya tulis saat duduk di kelas 2 SMP, saya akan tersenyum bahkan tertawa sendiri.Bagaimana tidak?Grammar nya saja banyak yang tidak sesuai, tapi saya tetap PD menulis tak hanya satu, ada dua atau tiga diary.api, justru itulah salah satu kunci menghadapi WB. Bila saat itu saya terlalu perfeksionis, terlalu memikirkan apakah tulisan saya sudah sesuai kaidah atau belum, niscaya diary berbahasa Inggris itu tidak akan pernah rampung. Kondisi menulis dimana kita tidak memikirkan salah eja, salah ketik, koherensi dsb ternyata dalam dunia psikologi dikenal dengan istilah free writing atau menulis bebas. Nah, jadi siapa di sini yang masih khawatir tulisannya tidak dibaca? Khawatir dinyinyir orang? Khawatir dikritik ahli? Khawatir tulisannya nggak bagus? Dan masiiih banyak kekhawatiran lainnya.Yuk, dicoba menulis bebas untuk mengatasi salah satu penyebab WB-nyaBukankah tulisan yang buruk jauh lebih baik daripada tulisan yang tidak selesai?So, ayooo semangattt menulisss .Nah Bunda Rali, sepertinya dari saya cukup segitu. Baik bunda. Terima kasih byk.. kita lgsg masuk ke sesi tanya jawab ya. Baik. Sudah ada bbrp pertanyaan yg masuk Bagi yg ingin bertanya, silakan lgsg japri ke no: 081586462152. Tulis nama dan kota asal
P1
Assalamulaikum bu dita salam kenal sy Nurhasnah dr UPT SMP N 2 tigataksa ibu aktivitas PP angk 3 dan 6 artinya ibu jd pp 2 kali.benarkah? Bukannya hanya satu kali di bolehkan.keren bgt bu. Apa tips ibu menulis dalam bahasa inggris.sementra jurusan ibu IPA. Thanks.
Wa 'alaikum salam Bu Nurhasanah
Betul, saya dan teman-teman di Subang ditugaskan dua kali. Hal ini sesuai surat edaran dari Kemdikbud yang intinya bila pernah menyelenggarakan PGP, maka PP diambil dari angkatan sebelumnya, jika kurang akan ditambah dg PP baru dg seleksi reguler.Terkait bahasa Inggris, saat SMP saya dan 3 sahabat lain ikut les privat Bun tapi gurunya berbeda dg guru B. Inggris yang meminta saya menulis diary berbahasa Inggris. Saya selalu ingat yg disampaikan oleh guru saya, bahwa belajar bahasa Inggris itu, tak bisa hanya bicara. Perlu dilatih pula kemampuan mendengar dan menulis dalam bahasa Inggris.Yah, sebagaimana Tes TOEFL dan semacamnya. Kan tidak hanya kemampuan reading saja yang dites.Tips nya sederhana, just do it. Orang Inggris asli pun tidak selalu terpaku pada grammar kok. Nah kita menulis di chat pun kan tidak melulu menggunakan SPOK toh? Merek pun sama. Yang penting, kita ngomong/nulis mereka paham, dan mereka ngomong/nulis dan kita paham. That's it. Ini kata master bahasa Inggris saya.
P2
Mugiarni dari Kabupaten Tangerang
Salam kenal bu. almarhum suami saya juga dari Subang. ( Kalijati)
Pertanyaan
1. Bagaimana cara memulai untuk memperkenalkan budaya digital pada anak SD.
2. Mengingat sekolah tempat saya mengajar bukan kategori lingkungan yang baik. Orang tua murid cenderung mengatur guru, sementara dg kondisi mereka yang berpengetahuan level bawah ?
Terimakasih
Untuk menjawab pertanyaan pertama, artikel yang pernah saya buat mungkin bisa sedikit menambah wawasan kita terkait Budaya Digital.Tulisan tersebut saya buat setelah mengikuti mengikuti Literasi Digital Sektor Pemerintahan Daerah Jawa Barat Tahun 2022 (BPSDM) Batch 5 Bertema Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Pemberdayaan Kapasitas Teknologi Digital Kementerian Kominfo.
Demikian resume dari saya. Salam literasi.
Keren bu👍🏻
BalasHapusSUPER SEKALI BU
BalasHapus