10 Menit lagi pintu kelas menulis akan dibuka, peserta KBMN gelombang 28 seluruh Indonesia sudah tidak sabar dengan materi pada malam ini. Materi ini dibuka dengan kalimat semangat dari moderator " jangan biarkan mata pena kita mengering menguap tak berarti" bermakna, komitmen dan konsistenlah untuk berkarya. Narasumber kita kali ini bernama Bapak Eko Daryono, S.Kom yang biasa disapa Mr.Yons. Berbicara mengenai karya ilmiah, terkadang karya ilmiah tersebut hanya tersimpan di loker lemari dan perpustakaan bahkan terkadang terlupakan. Malam ini Mr.Yons akan membedah bersama bagaimana mengubah karya ilmiah menjadi sebuah buku yang berharga sehingga dapat bermanfaat banyak bagi orang lain.
Bapak Eko Daryono S.Kom ini adalah anak pertama dari tiga bersaudara yang lahir di Karanganyar Provinsi Jawa Tengah pada tanggal 20 Desmber 1975. Profesi utama beliau adalah sebagai ASN Fungsional Tertentu di SMP Negeri 3 Mojolaban Sukoharjo dengan status tersertifikasi pada Mata Ajar TIK melalui PLPG di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Jabatan terakhir adalah Ahli Madya (Pembina IV/a). Beliau memiliki jumlah karya baik solo maupun antologi berjumlah 32 karya yang diantaranya adalah
Perkembangan Perdagangan Nasional pada Jaman VOC dan
Kobaran Semangat Ngeblog. Untuk lebih lengkapnya silahkan berkunjung ke link berikut ini (
https://maseko1275.blogspot.com/2021/11/profil.html).
Mr Yons membuka dengan menyatakan keberhasilan OmJay beserta Tim Solidnya yang telah berhasil menebarkan virus menulis di Nusantara. Bahkan Mr Yons adalah angkatan ke 12 dari kelas menulis ini yang merupakan bagian dari akademi Omjay. Berkat tantangan menulis dari para narasumber akhirnya Mr Yons juga terjun menjadi salah satu pemateri. Materi kali ini lebih tepatnya adalah "Menerbitkan buku dari Karya Tulis Ilmiah". Tema yang sekilas teoristis dan bikin pusing, namun demikian dari berbagai pengalaman yang telah disampaikan oleh para Widyaiswara, Peneliti LIPI, Pakar Menulis akhirnya mengerucut pada standar isi buku, meski demikian standar tersebut sifatnya tetap fleksibel. Beda penulis kadang beda persepsi.
KTI(Karya Tulis Ilmiah) dalam peraturan Kepala LIPI Nomor 2, Tahun 2014 adalah tulisan hasil litbang dan atau tinjauan, ulasan(review), kajian, dan pemikiran sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi kaidah ilmiah. Adapun yang termasuk KTI ada dua yakni ;
1. KTI Non buku yang meliputi ;
a) KTI bidang akademis untuk mendapatkan gelar : tugas akhir, skripsi, tesis, disertasi.
b) KTI hasil penelitian : PTK, PTS, best practice, makalah, artikel, jurnal.
c) KTI berupa ulasan atau resensi.
2. KTI Buku yang meliputi ;
a) Buku Bahan Ajar : diktat, modul, buku ajar, buku referensi.
b) Buku Pengayaan : monografi, buku teks, buku pegangan, buku panduan.
c) Buku kompilasi : bunga rampai, prosiding.
. Ternyata tidak semua KTI itu berupa buku. Memang secara wujud, PTK, PTS, Tugas Akhir, skripsi, tesis, desertasi itu berupa buku, namun bukan buku. Lebih tepatnya adalah laporan hasil penelitian dan sifat publikasinya pun terbatas.
Secara umum struktur penulisan KTI adalah sebagai berikut ini ;
Walaupun KTI sejenis skripsi, tesis, desertasi, tugas kahir memiliki gaya yang berbeda di setiap kampusnya. Seperti penulis yang pernah kuliah di dua tempat saja nyaris berbeda, KTI Skripsi di UIN Sunan Ampel Surabaya dengan KTI Tesis di UIN Antasari Banjarmasin, padahal masih satu lembaga pendidikan yakni Universitas Islam Negeri.
Lalu letak perbedaan laporan KTI dan KTI yang dikonversi menjadi buku adalah ;
Secara subtansi isi, tidak ada perbedaan isi laporan KTI dengan isi buku hasil konversinya. Karena sejatinya isi buku mencerminkan keseluruhan isi laporan KTI. Secara sistematika, tentunya gaya penulisan KTI dengan penulisan buku tentu berbeda. Ada penyesuaian-penyesuaian sistematika KTI yang dikonversi menjadi buku dengan tujuan agar kesannya tidak kaku. Misalnya penomoran tiap sub bab-sub bab. Secara Bahasa, meski sama-sama ilmiah, hasil konversinya tentu harus dimodifikasi sehingga Bahasa dalam bukunya lebih luwes, bersifat lugas dan tidak lagi mencantumkan kata-kata seperti penelitian ini, peneliti, teman sejawat, penulis.
Cara mengkonversi KTI adalah ;
1. Memodifikasi Judul
Judul KTI umumnya mengandung unsur : variabel penelitian, objek penelitian, dan seting penelitian (baik tempat maupun waktu). Judul buku hasil konversi seperti judul buku-buku yang punya daya tarik dan daya jual harus menarik, unik, mudah diingat, dan mencerminkan isi buku. Kemenarikan judul buku sifatnya subjektif.
2. Memodifikasi Sistematika dan Gaya Penulisan
KTI Nonbuku yang berupa laporan hasil penelitian umumnya ditulis dengan sistematika dan penomoran yang baku. Pada saat laporan tersebut dikonversi menjadi buku, maka harus dimodifikasi gayanya sesuai dengan gaya penulisan buku. Tidak tampak lagi adanya sub bab-sub bab yang membuat isi buku seolah-olah terpisah-pisah.
3. Modifikasi Bab I
Bab I yang biasanya PENDAHULUAN boleh tetap dipertahankan judulnya dengan PENDAHULUAN , boleh PEMBUKA atau kata lain yang menggambarkan kemenarikan buku. Adapun secara struktur, tidak diperlukan lagi sub bab - sub bab seperti latar belakang, permasalahan, tujuan, manfaat dalam bentuk angka-angka. Fokusnya lebih mengeksplor latar belakang
4. Modifikasi Bab II
Susunan bab dan sub bab di atas narasumber rubah dalam gaya penulisan buku sehingga menjadi beberapa bab, yaitu :
5. Modifikasi Bab III
Substansi bab 3 sebenarnya lebih terfokus pada metode, teknik pengumpulan data (instrumen) serta analisis data. Jika berupa PTK berisi langkah-langkah tindakannya. Ada beberapa alternatif yang dapat diterapkan ;
a) Benar-benar menghilangkan bab III
Maksudnya adalah keseluruhan isi bab 3 dihilangkan, sebab bunyi bab 3 sebenarnya bisa dicermati dari isi pembahasannya.
b) Menginclude bab 3 di bab 2
Maksudnya adalah konsep pokok terpenting dari bab 3 digabung dalam bab 3.
c) Menarasikan bab 3 di awal bab pembahasan
Maksudnya adalah menyampaikan substansi isi bab 3 sebagai awal pembahasan.
Sebagai contohnya adalah berikut ini ;
Namun narasi tersebut butuh kehati-hatian. Jika untuk kepentingan kenaikan pangkat bagi guru ASN, maka narasi tersebut perlu dipertimbangkan untuk dicantumkan.
6. Modifikasi Bab IV
Bagian ini sejatinya merupakan bagian inti isi buku, sesuai dengan judul buku. Bab IV tidak lagi menggunakan judul Hasil Penelitian dan Pembahasan, namun disesuaikan dengan konteks buku. Judul buku menjadi pilihan sebagai judul Bab IV seperti BAB VI Strategi Tim QUIZ dalam Pembelajaran TIK. Pada buku bab IV dapat dimasukkan tabel, grafik, foto-foto kegiatan maupun hasil penelitian yang menyatu dalam buku. Bab IV tidak lagi berisi data mentah seperti nilai dari setiap siswa berikut namanya. Foto pun hanya sekedar yang dibutuhkan sebagai pendukung.
7. Modifikasi Bab V
Pada laporan hasil penelitian, bab V biasanya diberi judul PENUTUP. Judul tersebut dapat dipertahankan. Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian.
8.
Modifikasi Lampiran Lampiran yang disertakan hanyalah instrument penelitian atau data matang yang mendukung, bukan data-data mentah.
HAL-HAL PERLU DIPERHATIKAN SAAT MENGKONVERSI KTI MENJADI BUKU
1. Keaslian Laporan Hasil Penelitian
Tindakan Plagiat tidak dibenarkan terlebih karya seperti PTK kadang tidak dicek keasliannya. Namun saat diterbitkan jadi buku, maka penulis harus yakin betul bahwa karya yang akan diterbitkan memang oroginal punya penulis sendiri. Kalau karya seperti skripsi, tesis apalagi desertasi akan langsung ketahuan jika plagiat karena sudah ada generate machine untuk pengecekannya.
2. Menghindari Kompilasi yang Terlalu Banyak
Include saja pendapat pada ahli yang mendukung substansi ini, sisanya mengembangkan dengan analisis dari sudut pandang penulis. Mengapa demikian ? Saat penulis menerbitkan buku dari hasil KTI-nya sedang otomatis dia sedang menyuguhkan bahan pustaka kepada pembaca. Kegiatan sekedar meng-copas pendapat asli para pakar perlu dihindari dengan mengubah gaya penulisan kutipan.
3. Memilah dan Memilih Data yang Dipublikasikan
Data matang saja yang disajikan agar buku berbobot dan tidak bombastis.
4. Modifikasi Bahasa Buku
Hindari pemakaian penanda transisi menurut hal itu sesuai dengan pendapat lebih lanjut si A menyatakan berdasarkan hal tersebut. Termasuk menyebutkan kata penelitian ini, peneliti, bahkan penulis.
5. Hindari Pengambilan Sumber Kutipan Berantai yang Kurang Dapat Dipertanggung Jawabkan Secara Ilmiah
6. Wajib Menuliskan Semua Daftar Pustaka
7. Perhatikan Kaidah Penyusunan buku ber-ISBN
Sungguh berbeda malam ini, paparan yang mengunggah walaupun teoristis tetapi dibawakan dengan simple dan mudah dipahami. Semoga kita bisa menerbitkan KTI masing-masing dan pastinya bermanfaat untuk khalayak luas yaa....Silahkan dinikmati terlebih dahulu cemilan dan minumannya sebelum ke sesi pertanyaan, mari kita rileks kan badan sejenak dengan menselonjorkan kaki masing-masing....Mr Yons mempunyai keyakinan bawah 1000 peserta di dalam grup pasti sudah memiliki karya tulis ilmiah dalam berbagai bentuk, pesan beliau jangan biarkan bersembunyi didalam almari buku dirumah, mulai konversikan dan jadikan salahsatu sumber pendapatan.
Sesi Pertanyaan
1. Lely Suyani dari Tim Solid, Bagaimana cara mengubah gaya penulisan kutipan/pendapat dari para pakar, agar tidak sekedar copas ? Beliau menjawab dengan langsung memberikan contoh sebagai berikut ;
2. There dari Tim Solid, tadi disampaikan oleh Mr. Yons. Dalam contoh yang saya berikan, Bab VI STRATEGI TIM QUIZ DALAM PEMBELAJARAN TIK Bab VI atau Bab V? Hanya saja, isi bab tidak hanya simpulan dan rekomendasi (saran) saja, namun ditambahkan temuan yang terkait dengan hasil penelitian. Tolong contoh konkrit dari kalimat diatas Mr. Yons? Beliau menjawab, Misal modifikasi PTK saya, bab VI : Pembelajaran TIK dengan penerapan strategi Tim Quiz mampu menciptakan iklim belajar yang aktif, interaktif, kolaboratif serta dapat membangkitkan semangat belajar…… Strategi Tim Quiz yang diterapkan dapat berhasil jika ada dukungan ……. Sebaliknya jika dukungan tersebut kurang optimal maka capaian yang diharapkan dari Strategi Tim Quiz …..tercetak tebal merupakan implikasi sekaligus rekomendasi di bagian penutupnya.
3. HR Utami dari Semarang, (1)Apakah dalam modifikasi ke buku, berarti tdk boleh lagi ada subbab? Lalu bagaimana kalau uraiannya ternyata mg memerlukan rincian? (2) Apakah pemahaman tentang modifikasi bab. IV dalam Lap. penelitian dapat disamakan atau menjadi jawaban permasalahan? (3) Modifikasi lampiran, berarti berupa data (hasil analisis),/deskripsi data? (4) Maksudnya wajib mencantumkan semua pustaka yg dipakai sebagai rujukan itu, tdk hrs yg ditampakkan di uraian sprt halnya lap. penelitian/tulisan ilmiah? Melainkan yg dirujuk penulis dalam uraiannya? (mendasari/menguatkan) pendapatnya? Mr Yons Menjawab ;
(1) Boleh, hanya diupayakan tanpa penomoran agar tidak terkesan kaku. (2) Bisa. (3) Instrumen yang mendukung isi. (4) Semua kutipan yang diambil dalam isi buku wajib dicantumkan daftar pustakanya. Jika khasanah kekayaan pustaka kurang mendukung maka dapat ditambah tidak harus sama dengan laporan KTI aslinya.
مَنْ أَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِاْلعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَ الآخِرَهَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ، وَمَنْ أَرَادَهُمَا فَعَلَيْهِ باِلعِلْمِ
" Barang siapa yang hendak menginginkan dunia , maka hendaklah dengan ilmu. Barangsiapa yang hendak menginginkan akhirat, maka hendaklah dengan ilmu, Dan Barang siapa yang menginginkan keduanya hendaklah ia menguasai ilmu"
Terimakasih banyak kepada Mr Yons malam ini yang dengan jelas telah menyampaikan ilmunya, semoga menjadi amal jariyah beliau kelak ketika segala amal terputus kecuali tiga amal salahsatunya adalah ilmu yang bermanfaat. Semoga diri ini selalu bersemangat dan bisa mengikuti langkah-langkah narasumber hebat yang bisa menginspirasi orang banyak. Salam Literasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar